Pengarang : Peter
Blauner
Penerbit : Dastan
Tahun : 2008
Tebal : 532 hlm
Kondisi: bagus
Harga : Rp
40.000
Sinopsis :
Satu
Pembunuhan Tak Pernah Cukup.
Baginya, Membunuh Adalah Candu Terkuat,
Hasrat Terluhur, Ekspresi Cinta Rermanis...
1983:
Allison Wallis, seorang dokter muda, ditemukan tewas mengenaskan di dalam apartemennya di Manhattan. Detektif Francis X. Loughlin menangani kasus ini. Ini adalah kasus besar pertamanya. Kecurigaan tertuju pada Julian “Hoolian” Vega, anak pengawas gedung apartemen Allison. Hoolian adalah seorang pelajar sekolah Katolik, penggemar fiksi-ilmiah berusia tujuh belas tahun. Francis berhasil menyeret Hoolian ke penjara. Kasus pun ditutup.
2003:
Francis menjelang masa pensiunnya dan terancam mengalami kebutaan. Di penghujung kariernya itu, ia kembali menangani kasus besar. Lagi-lagi pembunuhan seorang dokter wanita muda. Korban kali ini pun memiliki kemiripan fisik dengan Allison Wallis. Kebetulan, Hoolian saat itu telah bebas dan bekerja di daerah TKP. Awalnya ini tampak seperti kasus mudah, sampai kemudian diketahui fakta bahwa DNA pembunuh yang ditemukan di bawah kuku korban adalah DNA Allison Wallis—korban pembunuhan 20 tahun lalu! Detektif Francis X. Loughlin berusaha menuntaskan kasus ini untuk selamanya. Sebelum ia mengalami kebutaan, sebelum sang pembunuh beraksi kembali...
Baginya, Membunuh Adalah Candu Terkuat,
Hasrat Terluhur, Ekspresi Cinta Rermanis...
1983:
Allison Wallis, seorang dokter muda, ditemukan tewas mengenaskan di dalam apartemennya di Manhattan. Detektif Francis X. Loughlin menangani kasus ini. Ini adalah kasus besar pertamanya. Kecurigaan tertuju pada Julian “Hoolian” Vega, anak pengawas gedung apartemen Allison. Hoolian adalah seorang pelajar sekolah Katolik, penggemar fiksi-ilmiah berusia tujuh belas tahun. Francis berhasil menyeret Hoolian ke penjara. Kasus pun ditutup.
2003:
Francis menjelang masa pensiunnya dan terancam mengalami kebutaan. Di penghujung kariernya itu, ia kembali menangani kasus besar. Lagi-lagi pembunuhan seorang dokter wanita muda. Korban kali ini pun memiliki kemiripan fisik dengan Allison Wallis. Kebetulan, Hoolian saat itu telah bebas dan bekerja di daerah TKP. Awalnya ini tampak seperti kasus mudah, sampai kemudian diketahui fakta bahwa DNA pembunuh yang ditemukan di bawah kuku korban adalah DNA Allison Wallis—korban pembunuhan 20 tahun lalu! Detektif Francis X. Loughlin berusaha menuntaskan kasus ini untuk selamanya. Sebelum ia mengalami kebutaan, sebelum sang pembunuh beraksi kembali...
***
Sebuah thriller psikologis yang menegangkan... akhirnya sungguh mengejutkan dan tak terduga.
— Time Magazine
Novel ini adalah novel kriminal terbaik tahun ini.
— USA Today
Sebuah kisah kriminal yang memikat dan sangat menegangkan.
— Kirkus Reviews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar