Pengarang : Trinity
Penerbit : B-First
Tahun : 2010
Tebal : 310 hlm
Kondisi : masih seperti baru
Harga : Rp 30.000 (Harga Toko : Rp 59.000)
Sinopsis :
Selama ini, kebanyakan isi tulisan perjalanan di media hanyalah tentang sesuatu yang indah-indah. kita serasa disodori brosur yang menggunakan bahasa berbunga-bunga dan foto-foto hasil rekayasa digital agar pembaca tergerak untuk mengunjungi tempat tersebut.
Padahal travelling tidak selalu enak dan nyaman. Suatu tempat tidak selalu indah da bagus. kenangan perjalanan yang paling diingat Trinity pun bukanlah tentang keindahan arsitektur suatu bangunan atau putihnya pasir pantai, tapi pesawat yang delay atau orang lokal yang tidak ramah.
Pengalaman (yang sering tidak terduga) saat melakukan perjalanan jauh lebih berwarna. Seperti kata pepatan: It's not the destination, but the journey.
Trinity benar-benar bisa membuat pembacanya seakan-akan sedang ikut berada di sana, travelling bersamanya. Trinity menulis dengan hati sehingga hanya dengan tulisannya, pembaca seakan merasakan apa yang dia rasakan dengan seluruh panca indera-nya. Perjalanannya yang tidak biasa, dengan menjelajahi suatu tempat sampai ke pelosok-pelosoknya dan caranya bergaul dengan orang-orang lokal membuat buku-bukunya menjadi semakin menarik. Caranya menulis membuat kita bisa ikut tertawa bersamanya, ikut terbawa suasana, dan ikut terkagum-kagum dengannya. Trinity mengajak pembaca mengenal budaya negara lain dengan cara tersendiri yang lebih mengena daripada sekedar membaca brosur atau buku tentang negara tersebut.
The Naked Traveller 2 berisi tentang liburan Trinity ke Republic of Palau (yang namanya saja baru kita dengar), yang ternyata begitu appreciate mengetahui ada turis yang datang dari Indonesia karena mereka mengakui nenek moyang mereka berasal dari Indonesia. Tentang perjalanannya ke Lombok Timur yang membuka mata kita, bahwa ada tempat-tempat lain di Lombok yang jauh lebih bagus dari Gili Trawangan. Tentang budaya dan orang-orang Filipina yang nyaris sama dengan Indonesia. Dan membuat kagum adalah bagaimana dia berani keluar dari 'zona nyaman' untuk mengikuti kata hatinya (keluar dari pegawai kantoran menjadi 'full time traveller and freelance writer'). Benar-benar menginspirasi wanita jaman sekarang. Bahwa sekarang ini tidak ada alasan lagi untuk 'takut' bepergian kemanapun.
"Trinity berhasil sekaligus menjadi pengamat dan penulis yang baik. Saya menikmati tulisan-tulisannya."
-Bondan Winarno, penulis, wartawan, dan pendiri komunitas wisata boga jalansutra
"Saya sudah pernah ke tempat-tempat itu sebelumnya, tapi The NAked Traveller membawa saya ke sana melalui rute yang benar-benar baru."
-Tony Wheeler, pendiri Lonely Planet, penerbitan buku perjalanan terbesar di dunia
Padahal travelling tidak selalu enak dan nyaman. Suatu tempat tidak selalu indah da bagus. kenangan perjalanan yang paling diingat Trinity pun bukanlah tentang keindahan arsitektur suatu bangunan atau putihnya pasir pantai, tapi pesawat yang delay atau orang lokal yang tidak ramah.
Pengalaman (yang sering tidak terduga) saat melakukan perjalanan jauh lebih berwarna. Seperti kata pepatan: It's not the destination, but the journey.
Trinity benar-benar bisa membuat pembacanya seakan-akan sedang ikut berada di sana, travelling bersamanya. Trinity menulis dengan hati sehingga hanya dengan tulisannya, pembaca seakan merasakan apa yang dia rasakan dengan seluruh panca indera-nya. Perjalanannya yang tidak biasa, dengan menjelajahi suatu tempat sampai ke pelosok-pelosoknya dan caranya bergaul dengan orang-orang lokal membuat buku-bukunya menjadi semakin menarik. Caranya menulis membuat kita bisa ikut tertawa bersamanya, ikut terbawa suasana, dan ikut terkagum-kagum dengannya. Trinity mengajak pembaca mengenal budaya negara lain dengan cara tersendiri yang lebih mengena daripada sekedar membaca brosur atau buku tentang negara tersebut.
The Naked Traveller 2 berisi tentang liburan Trinity ke Republic of Palau (yang namanya saja baru kita dengar), yang ternyata begitu appreciate mengetahui ada turis yang datang dari Indonesia karena mereka mengakui nenek moyang mereka berasal dari Indonesia. Tentang perjalanannya ke Lombok Timur yang membuka mata kita, bahwa ada tempat-tempat lain di Lombok yang jauh lebih bagus dari Gili Trawangan. Tentang budaya dan orang-orang Filipina yang nyaris sama dengan Indonesia. Dan membuat kagum adalah bagaimana dia berani keluar dari 'zona nyaman' untuk mengikuti kata hatinya (keluar dari pegawai kantoran menjadi 'full time traveller and freelance writer'). Benar-benar menginspirasi wanita jaman sekarang. Bahwa sekarang ini tidak ada alasan lagi untuk 'takut' bepergian kemanapun.
"Trinity berhasil sekaligus menjadi pengamat dan penulis yang baik. Saya menikmati tulisan-tulisannya."
-Bondan Winarno, penulis, wartawan, dan pendiri komunitas wisata boga jalansutra
"Saya sudah pernah ke tempat-tempat itu sebelumnya, tapi The NAked Traveller membawa saya ke sana melalui rute yang benar-benar baru."
-Tony Wheeler, pendiri Lonely Planet, penerbitan buku perjalanan terbesar di dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar