HARGA DAPAT BERUBAH SEWAKTU-WAKTU, HUBUNGI : 081806536595
COMING SOON UPDATE NOVEL, INFO NOVEL KAMI KUNJUNGI UPDATE NOVEL                    NOVEL BARU                     NOVEL BEKAS                     TERIMA PEMESANAN NOVEL                     JUAL COMIC                     
NOVEL TERKINI : KLIK [UPDATE NOVEL]
NEW STOCK : Gone with wind (hard cover), Scarlet (I-III), Lord of the ring (Set+Hobbit), The Immortal Series, Septimus Heap | News : HARGA BERUBAH SEWAKTU WAKTU
HARGA BERUBAH SEWAKTU-WAKTU, HUBUNGI : 081806536595
PERHATIAN : PELANGGAN SETELAH TRANSFER SEGERA KONFIRMASI SMS "NAMA, BANK, JUMLAH, TANGGAL"

JUAL DUA BELAS PENDAR BINTANG - ALEXANDRA LEIRISSA



Judul : DUA BELAS PENDAR BINTANG
Pengarang : Alexandra Leirissa
Penerbit : Gramedia
Tahun : 2006
Kondisi : bagus
Harga : Rp 25.000



Sinopsis :
Seorang putri rupawan. Menatap kerlip bintang tak berjumlah. Lalu berkata perlahan pada ayahandanya, "Seorang pangeran datang dalam mimpiku, Ayah... Dia membawa lima belas pendar bintang. Dipersembahkannya untukku. Tak terkata indahnya. Ditukarkannya dengan hatiku. Dan aku ditinggalkannya kini." "Ah... itu hanya mimpi, anakku...," hibur Baginda. "Tapi hatiku telah raib. Bagaimana menemukannya, Ayah?" 
Mata sang putri berkaca-kaca. "Takkan pernah aku bisa tersenyum tanpa memiliki hati..." Baginda menghela napas berat. Tak tahu lagi apa yang dapat dikata. Aih, Pangeran negeri khayal. Teganya kau culik hati putri naifku... Ke mana harus kucari lima belas kerlip bintang untuknya? 

Waktu boleh terus berjalan. Tapi penggalan dongeng Lima Belas Pendar Bintang yang diciptakan Bunda tetap menjadi obsesi Selma. Tak pernah ia berhenti berharap, hidupnya yang biasa-biasa saja akan menjadi seindah dongeng. Lebih gilanya lagi, Selma benar-benar serius menunggu seorang pangeran muncul dalam hidupnya untuk mempersembahkan lima belas kerlip bintang untuknya. 
Harapan akhirnya menghampiri Selma melalui dua cowok. Lewi, cowok serius ketua OSIS, kakak kelas Selma yang sempurna. Dan Ruffian, cowok badung yang tergila-gila padanya namun dibenci setengah mati oleh Selma. Lalu, ketika lima belas pendar bintang menjadi syarat, siapakah yang mampu memetik dan mempersembahkannya untuk Selma? Atau... haruskah Selma belajar menerima kenyataan pahit bahwa hidup takkan pernah bisa seindah dongeng?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar