Pengarang : Iwan
Setyawan
Penerbit : Gramedia
Tahun : 2011
Tebal: 238 hlm
Kondisi : bagus
Harga : Rp
30.000
Sinopsis :
Di
kaki Gunung Panderman, di rumah berukuran 6 x 7 meter, seorang anak laki-laki
bermimpi. Kelak, ia akan membangun kamar di rumah mungilnya. Hidup bertujuh
dengan segala sesuatu yang terbatas, membuat ia bahkan tak memiliki kamar
sendiri. Bapaknya, sopir angkot yang tak bisa mengingat tanggal lahirnya.
Sementara ibunya, tidak tamat Sekolah Dasar. Ia tumbuh besar bersama empat
saudara perempuan. Tak ada mainan yang bisa diingatnya. Tak ada sepeda, tak ada
boneka, hanya buku-buku pelajaran yang menjadi "teman bermain"-nya.
Di tengah kesulitan ekonomi, bersama saudara-saudaranya, ia mencari tambahan uang
dengan berjualan di saat bulan puasa, mengecat boneka kayu di wirausaha kecil
dekat rumah, atau membantu tetangga berdagang di pasar.
Pendidikanlah yang
kemudian membentangkan jalan keluar dari penderitaan. Dan kesempatan memang
hanya datang kepada siapa yang siap menerimanya. Dengan kegigihan, anak Kota
Apel dapat bekerja di The Big Apple, New York. Sepuluh tahun mengembara di kota
paling kosmopolit itu membuatnya berhasil mengangkat harkat keluarga sampai
meraih posisi tinggi di salah satu perusahaan top dunia. Namun tak selamanya
gemerlap lampu-lampu New York dapat mengobati kenangan yang getir. Sebuah
peristiwa mengejutkan terjadi dan menghadirkan seseorang yang membawanya
menengok kembali ke masa lalu. Dan pada akhirnya, cinta keluargalah yang
menyelamatkan semuanya.Bundelan kertas penting yang disesaki hikayat kerja keras, kehangatan keluarga, dan perantauan. Sungguh sebuah praktik man jadda wajada yang terang. Selamat mereguk semangat perjuangan dan kesabaran anak sopir angkot di sudut Jawa Timur yang berkilau di New York. Inspiratif.
--A. Fuadi, Penulis best seller trilogi Negeri 5 Menara
....most of all it is a story of dreams come true, sharply focused by a person who knows what he wants. Certainly very relevant in today`s world which needs the dose of positive energy that Mr Iwan Setyawan delivers.
--Wimar Witoelar, Authority in journalism, public relations and communication
Menggugah. Iwan berhasil membahasakan dengan ringan dan renyah bahwa pendidikan dan determinasi hidup adalah sahabat sejati perbaikan nasib manusia.
--Anas Urbaningrum, Penulis, pencinta kuliner nusantara, politisi
Kisah Iwan menjadi bukti nyata tentang efek pendidikan.
--Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina dan Ketua Indonesia Mengajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar