Judul : THE CONFESSION / PENGAKUAN (fearstreet)
Pengarang : RL Stine
Penerbit : Gramedia
Tebal : 183 hlm
Kondisi : Bekas / ex pribadi, cukup
Harga : Rp 10.000
Sinopsis :
Lima sahabat karib... satu pembunuh...
Semua teman Julie membenci Al. Mereka semua ingin Al mati. Tapi itu bukan berarti salah satu dari mereka yang membunuhnya. Julie mengenal teman-temannya. Ia tahu mereka tidak bersalah... Sampai salah satu dari mereka mengaku... Julie dan teman-temannya berjanji untuk menjaga rahasia itu. Bagaimanapun, mereka tahu ia takkan membunuh lagi. Atau ia akan mengulangnya?
Officer Reed mengetuk-ngetukkan jemarinya ke meja di ruangan interogasi . "Pikirlah sebentar, " katanya. "Pernahkah Al bercerita padamu tentang teman-temannya? Pernahkah dia bilang ada orang yang marah padanya?"
"Kami semua marah padanya!" aku langsung menjawab. Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku. Aku tak bermaksud mengucapkannya. namun aku tak dapat menahannya lagi.
"kami semua punya alasan untuk membencinya. Kami semua. Saya juga!" kataku pada polisi yang terkejut itu. Aku menghela napas dalam-dalam. Jantungku menggedor-gedor dadaku.
"Tapi bukan kami yang melakukannya!" kataku. "Saya dan teman-teman saya - bukan kami yang membunuh Al. kami cuma remaja biasa. Kami bukan pembunuh!" Itu benar, kataku pada diri sendiri, sambil memperhatikan ekspresi terkejut di wajah Officer Reed. Kami bukan pembunuh. Bukan. Itu benar. Ya, kan?
Semua teman Julie membenci Al. Mereka semua ingin Al mati. Tapi itu bukan berarti salah satu dari mereka yang membunuhnya. Julie mengenal teman-temannya. Ia tahu mereka tidak bersalah... Sampai salah satu dari mereka mengaku... Julie dan teman-temannya berjanji untuk menjaga rahasia itu. Bagaimanapun, mereka tahu ia takkan membunuh lagi. Atau ia akan mengulangnya?
Officer Reed mengetuk-ngetukkan jemarinya ke meja di ruangan interogasi . "Pikirlah sebentar, " katanya. "Pernahkah Al bercerita padamu tentang teman-temannya? Pernahkah dia bilang ada orang yang marah padanya?"
"Kami semua marah padanya!" aku langsung menjawab. Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku. Aku tak bermaksud mengucapkannya. namun aku tak dapat menahannya lagi.
"kami semua punya alasan untuk membencinya. Kami semua. Saya juga!" kataku pada polisi yang terkejut itu. Aku menghela napas dalam-dalam. Jantungku menggedor-gedor dadaku.
"Tapi bukan kami yang melakukannya!" kataku. "Saya dan teman-teman saya - bukan kami yang membunuh Al. kami cuma remaja biasa. Kami bukan pembunuh!" Itu benar, kataku pada diri sendiri, sambil memperhatikan ekspresi terkejut di wajah Officer Reed. Kami bukan pembunuh. Bukan. Itu benar. Ya, kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar